IPAL PUSKESMAS

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan dimana terdapat kegiatan yang menghasilkan limbah medis. Limbah medis ini terdiri dari limbah cair dan limbah padat. Dimana untuk limbah cair ini dilakukan pengolahan dengan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Hal tersebut perlu dilakukan karena kandungan pada limbah cair medis ini berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Berikut adalah peraturan-peraturan yang menganjurkan puskesmas untuk melakukan pengolahan air limbah puskesmas :

 

PerMenKes RI No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

PerMenKes RI No 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat

Bentuk pengolahan limbah cair medis puskesmas ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bioreaktor dimana menggunakan teknologi biofilter dalam melakukan pengolahan air limbah. Biofilter adalah teknologi pengolahan limbah cair dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai pengurai polutan. Efisiensi biofilter bergantung pada luas kontak antara air limbah dengan mikro-organisme yang menempel di permukaan media filter, kekasaran media, dan waktu tinggal air limbah. Biofilter ini dapat mengurangi konsentrasi BOD, COD, suspended solids (SS), deterjen (MBAS), ammonium dan posphor.

Proses bioreaktor ini berlangsung dalam beberapa tahap pengolahan, seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Tahapan pengolahan pada bioreaktor

  1. Grease Trap

Pada tahap ini lemak yang terkandung pada air limbah akan tertahan. Unit grease trap diletakan sebelum air limbah masuk ke dalam bioreaktor.

  1. Sedimentasi Awal

Partikel ukuran tertentu akan mengendap ke dasar dan partikel dengan ukuran lebih kecil yang tidak mampu mengendap akan langsung menuju proses pengolahan selanjutnya.

  1. Biofilter anaerob

Biofilter merupakan media atau tempat hidupnya bakteri, dimana bakteri ini berfungsi untuk menguraikan polutan yang terdapat pada air limbah. Pada proses ini bakteri yang digunakan adalah bakteri anaerob atau jenis bakteri yang tidak membutuhkan suplai oksigen dalam proses penguraian polutan.

  1. Biofilter aerob

Proses ini sama dengan tahap sebelumnya, yang membedakan hanyalah pada jenis bakteri yang bekerja dan keberadaan oksigen. Bakteri yang digunakan adalah jenis bakteri aerob yaitu bakteri yang membutuhkan suplai oksigen dalam melakukan proses penguraian polutan. Pada tahap ini ditambahkan pompa blower sebagai pensuplai oksigen. Selain itu ditambahkan juga pompa sirkulasi yang akan menyalurkan kembali air limbah pada tahap anaerob dan biofilter aerob.

  1. Sedimentasi akhir

Lumpur yang terbentuk akan terendapkan pada tahap ini, dan lumpur ini dapat berfungsi sebagai lumpur aktif.

  1. Klorinasi

Tahap klorinasi bertujuan untuk membunuh mikroorganisme pathogen (agen penyebab penderitaan/penyakit) yang terkandung dalam air limbah.

  1. Filter

Kandungan partikel pada air limbah yang tidak terendapkan pada tahap sedimentasi akhir akan tertahan pada media filter, yang menyebabkan air hasil olahan memiliki intensitas kekeruhan lebih rendah. Filter yang digunakan dapat terdiri dari silica dan karbon aktif. UntukĀ  perawatan filter dapat dilakukan backwash.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *